Minggu, 05 Agustus 2012

Model-Model Konseling

Konseling Behavioristik


A.    Pengantar

Behavioristik merupakan aliran psikologi yang didirikan oleh John.B.Watson pada tahun 1913. Behavioristik juga merupakan aliran yang revolusioner,kuat dan berpengaruh.
Model konseling behaviorostik dikembangkan berdasarkan penelitian eksperimen mengenai teori belajar. Sejumlah teori belajar yang termasuk ke dalam teori behavioristik adalah teori Koneksionisme dari Thorndike,Teori Klasik,Kondisioning dari Ivan Pavlov dan Operan Kondisioning dari Skinner.
Teori Koneksionisme,teori ini belajar pada hewan dan manusia pada dasarnyaberlangsung menurut prinsip-prinsip yang sama.Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi dengan kecenderungan untuk bertindak.
Thorndike mengemukakan tiga kelompok hukum prinsip yang memberi keterangan berkenaan dengan proses belajar. Prinsip tersebut adalah: Law of readiness yang menerangkan kesiapan individu untuk melakukan sesuatu, Law of exercise,yaitu yang menunjukan lebih kuatnya koneksi antara kondisi perangsang dan tindakan, dan Law of effect, menunjukan kepada makin lemah atau makin kuatnya koneksi sebagai akibat dari hasil perbuatan yang dilakukan.

B.     Klasikal Kondisioning (pavlov dan watson)

Beberapa pengertian dasar yang dipergunakan dalam percobaan Pavlov adalah perangsang tak bersyarat/perangsang alami atau unconditional stimulus (US), misalnya makan bagi anjing dapat menimbulkan kluarnya air liur;perangsang bersyarat stimulus yaitu perangsang secara alami tidak dapat menimbulkan respon tertentu, misalnya suara lonceng yang dapat menimbulkan keluarnya air liur, respon tidak bersyarat. Respon berssyarat yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang bersyarat. Teori ini adalah perilaku tertentu yang dapat dibentuk secara berulang-ulang perilaku itu dipancing dengan sesuatu yang dapat menimbulkan perilaku itu.




C.     Kondisioning Operan
Skinner membedakan ada 2 respon:
v     Reflextive respon: yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang yang menimbulkan respon yang relatif tetap, misalnya mkanan yang menimbulkan keluarnya air liur
v     Operant response (instrumental respon), yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu,karena perangsang tersebut memperkuat respon yang dilakukan organisme.

D.    Teori Skinner
Teori skinner adalah respon atau jenis tingkah laku yang kedua( operan respon) mengembangkannya dan memodifikasi tingkah laku tersebut. Menurut skinner individu adalah makhluk yang mendapatkan perbendaharaan tingkah laku melalui belajar. Individu bukan agen penyebab tingkah laku,melainkan tempat kedudukan dimana faktor lingkungan dan pembawaan yang unik secara bersama-sama menghasilkan akibat tingkah laku yang unik pula pada individu. Hal yang sangat dari dtudi Skiner adalah tentang kepribadian.

E.     Konsep-Konsep Pokok Teori Skinner
                   1. Ada tiga asumsi dasar menurut Skinner mngenai tingkah laku:
·        Bahwa tingkah laku ditentukan oleh aturan-aturan hukum yang artinya upaya urutan terjadunya tingkah laku dalam kaitannya dengan suatu kejadian.
·        Tingkah laku dapat diramalkan, artinya ada upaya yang tidak hanya menguraikan tingkah laku,namun juga untuk memprediksi masa yang akan datang.
·        Tingkah laku dapat dikontrol/dikendalikan dalam arti individu dapat mengantisipasi atau mengetahui terlebih dahulu aktifitas atau perilakunya.
2. Tipe- tipe tingkah laku
·        Tingkah laku operan, yakni apabila orgnisme berbuat dalam ketiadaan rangsangan/stimulus.
·        Tingkah laku responden yakni, organisme melakukan respon yang spesifik yang dtimbulkan oleh stimulus yang dikenal dan stimulus itu mendahuli respon.

3. Variasi dalam intensitas perilaku
          Menurut Skinner terdapat variasi dalam intensitas perilaku sangan dipengaruhi oleh sumber-sumber dari lingkungan. Contoh: orang yang sangat lapar namun makanan yang disajikan biasa-biasa saja maka akan muncul perilaku yang biasa-biasa juga.

4. Penguatan dan Pembentukan Tingkah Laku
          Penguatan adalah unsur penting dalam pemanipulasian perilaku. Penguatan dapat membuat organisme membentuk perilaku yang diinginkan melalui proses. Terdapat jenis penguatan yaitu penguatan primer dan penguatan skunder.

F.     Tujuan Konseling
Tujuan konseling behavioristik adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar.

G.     Proses Konseling
1. Fungsi dan Peranan Konselor
       Konselor berfungsi sebagai guru,pengarah,dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku salah suai dan menentukan prosedur penyembuhan yang mngarah kepada pembentukan tingkah laku baru yang betul salah suai.
2. Hubungan antara Konselor dan Klien
       Konselor dan klien harus bekerja sama agar proses konseling berjalan lancar. Konselor harus bisa mengmbangkan susasana kepercayaan bahwa dia bsa memahami dan mnerima klien smentara klien harus memliki keterbukaan.
3. Pengalaman Klien dalam konseling
       Klien harus berpartisipasi dalam proses konseling. Klien yang baik adalah klien yang aktif,dan tidak hanya sebagai penerima teknik-teknik pasif. Klien didorong untuk bereksperimen dengan tingkah laku yang bermaksud memperluas tingkah laku salah suai.

H.    Teknik
v     Penguatan
-         penguatan primer: penguat yang diberikan sebagai pemuas kebutuhan fisiologis. Seperti: makan,minum,rokok,tidur dll
-         penguat skunder : penguat yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan sosial. Seperti: senyuman,pujian,tanda penghargaan dll.

v     Pembentukan Respon
Proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara bertahap dengan memberikan penguatan-penguatan kecil pada saat tingkah laku muncul.
         
v     Penguatan Intermiten( sebentar-sebentar)
Intermiten paa umumnya lebih tahan penghapusan dibandingkan tingkah laku yang dikondisikan melalui pemberian penguatan terus menerus.

v     Pemberian Contoh
Teknik diberikan dengan cara klien mengamati orang lain sebagai model yang akan dicontoh. Kemudian klien diberi penguatan agar mampu mencontoh model tersebut.

v     Token economy
Menciptakan suasana dan tingkah laku wajar yang dikehendaki. Token economy ini merupakan salah satu contoh penguatan ekstrinsik untuk dapat dijadikan sebagai motivasi instrisik.

v     Kontrak
Kedua pihak melaksanakan peran yang jelas. Kontrak bermanfaat bagi klien untuk mengkhususkan perubahan perilaku yang diharapkan.

I.      Gambaran Umum Konseling Behavioral
Behavioral adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Pada dasarnya bahwa tingkah laku itu tertib dan bahwa eksperimen yang dikendalikan dengan cermat akan menungkapkan hukum-hukum yang mengendlikan tingkah laku. Pandangan behavioris radikal tentang manusia adalah bahwa manusia merupakan organisme yang tidak berdaya dan semata-mata ditentukan oleh pengaruh lingkungan. Bagi konselor behavioris,manusia pada dasarnya netral pada saat dilahirkan dengan potensi yang sama untuk menjadi baik atau jelek.
Dustin george (1986-1987) merumuskan 4 asumsi berkaitan dengan alam kemanusiaan yaitu:
1.       manusia tidak dipandang secara instrisik dari baik atau buruknya namun sebagai organisme yang berpengalaman,yang memiliki potensi dan banyak jenis tingkah laku
2.     manusia dapat mengkonsepsional dan mengawasi tingkah lakunya sendiri.
3.     manusia dapat memperoleh tingkah laku baru
4.     manusia mampu mempengaruhi tingkah laku yang lainnya seperti dirinya mempengaruhi oleh orang lain.

Konseling behavioral berbeda dengan pendekatan konseling lain nya, bagi konseling behavioral perasaan klien merupakan hal yang skunder. Namun pada dasarnya konseling behavioral berusaha membantu klien untuk mengubah tingkah lakusalah suai menjadi tingkah laku betul suai,mempelajari proses pembuatan keputusan dan mnemukan cara-cara untuk mencegah terjadinya masalah-masalah.

Konstribusi dan keterbatasan Konseling Behavioral:
a)      Dengan memfokuskn pda tingkah laku khusus bahwa klien dapat berubah,konselor dapat memberikan pengertianyang lebih baik terhadap apa yang harus dilakukan sebagai bagian dari proses konseling
b)    Dengan menitik beratkan tingkah laku khusus,memudahkan dalam menentukan kriteria keberhasilan proses konseling
c)     Memberikan peluang pada konselor untuk dapat menggunakan berbagai teknik khusus guna menghasilkan prubahan tingkah laku.

                   Keterbatasan dari model konseling behavioral adalah:
a)     Kurangnya kesempatan bagi klien untuk terlibat kreatif dengan keseluruhan penemuan diri atau aktualisasi diri.
b)    Kemungkinan terjadi bahwa klien mengalami depersonalized dalam interaksinya dengan konselor
c)     Keseluruhan proses mungkin tidak dapat digunakan bagi klien yang memeliki permasalahan yang tidak dapat dikaitkan dengan tingkah laku yang jelas.
d)     Bagi klien yang berpotensi cukup tinggi dan sedang mencari arti dan tujuan hidup mereka,tidak dapat berharap banyak dari konseling behavioral ini.



KONSELING REALITAS


  1. Pandangan Tentang Hakekat Manusia

Glasser meyakini bahwa motivasi tingkah laku manusia didasari oleh dua kebutuhan,yaitu kebutuhan fidiologis dan psikologis.Corey juga menguraikan bahwa kebutuhan-kebutuhan esensi mengacu pada kebutuhan untuk dicintai dan mencintai,kebutuhan untuk merasa berharga,kebutuhan untuk memiliki hidup senang,dan kebutuhan untuk bebas mengontrol nasib.Dengan demikian,apabila individu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya,maka mereka akan cendrung kembali pada tingkah laku yang bersifat negatif.

B.Konsep-Konsep Pokok

Menurut Hansen dkk (1997),pada dasarnya terdapat dua konsep pokok yang menjadi inti dari pendekatan realitas yang disebut dengan 3R (right,really,dan responibility),identitas keberhasilan,dan identitas kegagalan.


1)      Right,Reality and Responsibility
Right adalah kebenaran dari tingkah laku seseorang dari standar norma yang berlaku.Reality adalah kenyataan,yaitu individu bertingkah laku sesuai dengan kenyataan yang ada.Responsibility adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang tidak merugikan orang lain.`Apabila di tinjau secara umum,tingkah laku yang mencerminkan “succes identity” adalah tingkah laku yang di warnai ketiga hal di atas.
2)    Identitas keberhasilan
Dalam diri seorang individu terdapat kecendrungan di dalam diriny untuk menganut suatu perasaan yang disebut dengan identitas keberhasilan maupun identitas kegagalan.Tujuan dari pendekatan konseling Realitas adalah mencapai identitas keberhasilan.Pendekatan konseling Realitas beranggapan bahwa kita pada akhirnya menentukan diri,membuat keputusan yang tepat yang perlu diambil.

3)    Karakteristik Pendekatan Konseling Realitas
Karakteristik ini meliputi:
*Model konseling
*Penekanan konseling
*Pertimbangan nilai dalam konseling
*Penggunaan transference dalam konseling
*Masalah ketidaksadaran


v     Menolak model medis
Pendekatan konseling Realitas menolak konsep psikiatrik konvensional dari sakit mental dan praktek diagnosis psikologis.Glasser berfikiran bahwa kesehatan mental adalah sejajar dengan tanggung jawab seseorang dalam memenuhi kebutuhan atau dorongan,dan sakit mental terjadi apabila orang tidak dapat mengontrol dunia dalam memuaskan kebutuhannya.

v     Penekanan Pada Saat Sekarang
Teori psikodinamik menekankan pengaruh masa lalu,khususnya pada pengalaman klien saat masa kanak-kanak.Pendekatan Realitas menekankan pada isi tingkah laku,dan perhatiannya pada masa lalu hanya sepanjang bagaimana masa lalu tersebut mempengaruhi tingkah laku kita sekarang.

v     Mementingkan aspek nilai
Tugas konselor disini adalah mengkonfrontasikan klien dengan akibat dari tingkah laku mereka untuk mempertimbangkan kualitas dari perbuatan mereka.Karena jika klien melihat secara jujur tentang tingkah laku mereka dan mempertimbangkan tentang itu,mereka akan melihat apa yang telah mereka kerjakan itu berkonstribusi terhadap kegagalan.


v     Tidak Menekankan Transferensi
Berlawanan dengan teori-teori psikodinamik yang berpandangan bahwa hubungan transferensi adalah inti dari proses terapeutik,konseling realitas melihat transference sebagai hal yang tidak penting.Transference dapat mendorong cara konselor untuk menyembunyikan pribadi dan yang dapat mencegah keterbukaan antara klien dan konselor.

v     Pendekatan Pada Faktor Kesadaran
Peranan ketidaksadaran dilihat sebagai hal merugikan proses terapeutik.


Ciri-Ciri Konselor yang Menggunakan Konseling Realitas :
1)       Konselor,pertama-tama adalah individu yang dapat memenuhi kebutuhannya dan bertanggungjawab.
2)       Konselor harus kuat
3)       Konselor harus hangat,aktif,dan memiliki kemampuan untuk memahami tingkah laku manusia
4)       Konselor harus mampu membagi pengalaman dan perjuangannya pada klien agar klien menyadari bahwa pada dasarnya semua individu dapat bertanggungjawab walaupun kadang-kadang sulit.


Suasana Konseling

Suasana konseling adalah situasi belajar.Berikut ini adalah delapan prinsip yang perlu diperhatikan selama pelaksanaan konseling :

1)      Mementingkan Hubungan Personal
Konselor harus mampu membuka diri agar klien yakin bahwa ia mempunyai kemampuan untuk membantu dirinya sendiri.
2)    Berfokus Pada Tingkah Laku,Tidak Pada Perasaan
Berfokus pada apa yang dapat dilakukan oleh klien untuk membuat perasaanya lebih baik.
3)    Berfokus Pada Masa Sekarang
Penekanan dalam konseling ialah pada isi dan fungsi sekarang,bukan masa lalu.

4)    Mempertimbangkan Nilai
Klien dibawa untuk menilai tingkah lakunya,bertanggungjawab atau tidak.
5)    Membuat Perencanaan
Klien menentukan tingkahnya yang tidak bertanggungjawab dan ia harus siap membuat perencanaan untuk mengubahnya.
6)    Terikat Pada Komitmen
Menekankan pada klien untuk memiliki komitmen dalam perencanaan yang telah dibuat.
7)    Tidak Memaafkan ataupun Menerima Alasan
Konselor tidak memaafkan apabila klien gagal dalam perencanaannya
8)    Penghapusan Hukuman
Penghapusan hukuman penting karena tidak menerima kegagalan yang dialami oleh klien,karena dengan prinsip ini klien akan menjadi individu yang bertanggungjawab dan dapat memenuhi kebutuhannya.


v     Pendekatan Konseling Realitas dengan Kelompok Keluarga

Konseling Realitas sangat cocok untuk konseling keluarga.Ford (1982) membahas beberapa strategi dan prinsip dalam bekerja dengan kelompok keluarga.Konseling Realitas bekerja pada semua keluarga yang mempunyai masalah apakah esensi mereka bekerja agar dapat bertahan dengan konflik-konflik yang timbul.


v     Analisis dan Penilaian

1)      Penilaian Beberapa Konsep
Sangat sulit bagi anggota kelompok menentukan kriteria nilai,karena penilaian lebih banyak dilatarbelakangi anggota yang mungkin masing-masing dari mereka sangat berbeda.Begitu juga dengan munculnya tingkah laku yang tidak produktif yang muncul saat klien di pengaruhi oleh keadaan emosinya.
2)    Setting Penggunaan
Pendekatan konseling realitas melihat banyak saran-saran untuk kelompok orang tua,remaja,bahkan guru yang mempunyai masalah tingkah laku secara berlanjut,untuk mereka yang tidak bekerja,dan untuk mereka yang ada dalam lembaga kriminal.
3)    Keuntungan dari Pendekatan Konseling Realitas
Karakteristik pada pendekatan ini secara khusus menekankan pada akuntabilitas.Konseling realitas menyediakan struktur bagi anggota dengan membuat rencana khusus dan membuat kontrak,menjalankannya dan menilai tingkat keberhasilannya dalam tingkah laku.Prosedur kerja konseling ini berorientasi-aksi yang berguna membantu membawa anggota pada apa yang mereka pelajari dalam kelompok ke kehidupan sehari-hari.
4)    Keterbatasan Model Konseling Realitas
Pendekatan Konseling Realitas dianggap terlalu sederhana dan dangkal.Delapan tahap dari pendekatan konseling ini terlalu sederhana dan sangat jelas lebih menekankan kepada praktek dibandingkan pada materi yang sederhana.Selain itu juga kecendrungan untuk membantu dengan mengabaikan masa lalu klien secara ekstrim merupakan suatu bentu penghindaran dari tanggung jawab sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar